Banyak orang di Amerika Serikat kini menerapkan pola makan nabati seperti vegetarian, yang berarti tidak mengonsumsi daging. Pilihan pola makan ini terkait dengan berbagai gerakan sosial dan keyakinan etika. Namun, akar dari tren global ini tidak hanya berasal dari pengaruh Barat, tetapi juga mencakup budaya Asia, Afrika, dan Pribumi. Penting untuk mengenali asal usul yang beragam ini, yang mungkin luput dari perhatian saat kita mencari resep di internet atau memesan makanan untuk dibawa pulang.
Vegetarisme hadir dalam berbagai bentuk, masing-masing memiliki karakteristik uniknya sendiri. Orang-orang memilih untuk mengikuti diet ini karena berbagai alasan, termasuk kesehatan, masalah lingkungan, dan pertimbangan etika. Dengan menerapkan pola makan nabati, individu dapat menikmati berbagai manfaat. Keuntungan-keuntungan ini tidak hanya mencakup kesejahteraan pribadi tetapi juga berkontribusi terhadap tujuan sosial dan lingkungan yang lebih luas.
Seiring dengan meningkatnya popularitas pola makan nabati, penting untuk menghargai keragaman budaya dan akar sejarah yang telah membentuk praktik pola makan ini. Baik didorong oleh motivasi kesehatan, keyakinan etika, atau kesadaran lingkungan, perjalanan menuju gaya hidup yang lebih berfokus pada tumbuhan melibatkan banyak pengaruh dari seluruh dunia.
Apa itu Vegetarianisme?
Vegetarisme adalah cara makan yang berfokus pada makanan nabati seperti kacang-kacangan, polong-polongan, buah-buahan, dan biji-bijian, tidak termasuk daging hewani. Mereka yang mengikuti pola makan vegetarian mungkin memasukkan produk hewani seperti itu madu, telur, dan produk susu, dengan variasi seperti vegetarian lakto yang mengonsumsi produk susu tetapi tidak mengonsumsi telur. Para vegan mengambil langkah lebih jauh dengan mengecualikan semua produk hewani. Menariknya, beberapa orang yang mengaku vegetarian masih mengonsumsi ikan.
Orang-orang mengadopsi vegetarianisme karena berbagai alasan, termasuk kekhawatiran etis mengenai kesejahteraan hewan dan komitmen terhadap kesehatan. Pilihan pola makan ini dapat menjadi masalah pribadi atau publik, yang berkontribusi terhadap rasa identitas sosial. Para vegetarian sering kali terhubung satu sama lain, membentuk komunitas berdasarkan pengalaman bersama.
Standar vegetarianisme berbeda-beda antar individu dan kelompok, sehingga menyebabkan berkembangnya kompleksitas dalam pengalaman vegan dan vegetarian. Khususnya, organisasi seperti PETA telah menyesuaikan posisi mereka dari waktu ke waktu. Contohnya, PETA pernah diperbolehkan untuk mengonsumsi telur dari burung pendamping yang dirawat dengan baik, namun pengecualian ini telah dihapus dari pendirian mereka saat ini.
Akar dan Penyebaran Vegetarisme Sepanjang Sejarah
Vegetarisme, atau pola makan yang tidak menyertakan daging dan memilih makanan nabati, memiliki akar sejarah yang kuat dan terhubung dengan berbagai sistem kepercayaan. Praktek ini dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, dengan bukti terdokumentasi ditemukan dalam teks-teks keagamaan dari India abad kelima SM. Kolonisasi Inggris di India pada abad ke-17 dan ke-18 menyebabkan observasi dan mempopulerkan vegetarianisme oleh Inggris di Eropa.
Masyarakat adat di Amerika juga memiliki pola makan nabati sejak awal. Keluarga Choctaw, yang tinggal di Mississippi dan Oklahoma saat ini, sebagian besar adalah petani dengan pola makan nabati yang mencakup makanan pokok jagung, labu, dan sup kacang. Demikian pula, suku Aztec dan Maya membesarkan anak-anak mereka sebagai vegetarian, berkontribusi terhadap variasi biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran yang ditemukan di dapur masa kini.
Tradisi Afrika, khususnya di Etiopia, telah lama menganut pola makan semi-vegan karena kepatuhan terhadap pola makan tersebut Praktik puasa Gereja Ortodoks Ethiopia. Di Jamaika pada tahun 1930-an, kaum Rastafarian, yang menentang pemerintahan kolonial Inggris, mengembangkan gerakan vegetarian kulit hitam yang melihat keilahian spiritual dalam diri pemimpin Ethiopia Haile Selassie.
Perlawanan Etiopia terhadap invasi Italia pada tahun 1896 memainkan peran penting dalam perkembangan sentimen antikolonial dan berkontribusi pada pembentukan agama Rastafarian. Hidangan vegan Etiopia, seperti makanan “Italia” Rastafarian, memiliki sejarah berbeda yang terkait dengan perjuangan melawan penindasan, dengan kemenangan Etiopia melambangkan perlawanan terhadap partisi Eropa di Afrika. Saat ini, hubungan sejarah ini terus mempengaruhi dan menginspirasi berbagai gerakan vegetarian secara global.
Baca Juga: Panduan Komprehensif Masakan India
Manfaat Memilih Gaya Hidup Vegetarian
Banyak orang memilih untuk mengikuti pola makan vegetarian karena berbagai alasan. Salah satu alasan utamanya adalah untuk kesehatan yang lebih baik. Beberapa orang percaya bahwa menghindari daging dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Alasan lainnya adalah untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan hewan. Dengan tidak mengonsumsi daging, setiap orang bertujuan untuk mengurangi dampaknya terhadap planet ini dan menunjukkan rasa kasih sayang terhadap hewan.
Di India, sekitar sepertiga penduduknya menganut pola makan vegetarian. Hal ini sebagian disebabkan oleh norma-norma sosial yang melarang konsumsi daging. Namun, mengukur secara akurat kepatuhan masyarakat terhadap pola makan yang mereka pilih dapat menjadi tantangan karena adanya tekanan sosial.
Selain itu, faktor ekonomi juga berperan dalam pemilihan makanan. Beberapa orang mungkin memilih pola makan vegetarian karena terbatasnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, tinggal di daerah pedesaan, atau terisolasi secara budaya. Aspek-aspek ini menyoroti beragam faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pola makan dan dapat mempersulit pemahaman peneliti tentang tren pola makan.
Secara keseluruhan, keputusan untuk menerapkan gaya hidup vegetarian dipengaruhi oleh masalah kesehatan, kesadaran lingkungan, norma budaya, dan keadaan ekonomi.
Vegetarisme Sejati dan Tipe Lainnya
Konsep “vegetarian sejati” tidak memiliki definisi yang diterima secara universal. Namun demikian, para peneliti sering menggunakan istilah ini untuk mengidentifikasi individu yang secara sadar tidak mengonsumsi daging, unggas, dan ikan. Klasifikasi ini terbukti bermanfaat dalam studi akademis yang berfokus pada perilaku manusia, terutama berdasarkan temuan survei nutrisi di Amerika Serikat. Anehnya, sebagian besar orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai vegetarian masih memasukkan beberapa jenis daging ke dalam makanan mereka.
Untuk mengakomodasi variasi dalam pilihan pola makan ini, para peneliti telah menciptakan istilah tambahan seperti “semi-vegetarian” atau “vegetarian paruh waktu” untuk menggambarkan mereka yang sebagian besar mengikuti pola makan nabati tetapi kadang-kadang mengonsumsi daging. Subkategori lain, yang dikenal sebagai pesco-vegetarian, mencakup individu yang mengonsumsi ikan, produk susu, dan telur tetapi tidak mengonsumsi jenis daging lain.
Secara umum, istilah “vegetarian sejati” mungkin tidak memiliki definisi yang jelas, namun penggunaannya terbukti bermanfaat dalam memahami beragam praktik pola makan dalam spektrum vegetarian. Para peneliti menggunakan klasifikasi ini untuk membedah nuansa pilihan makanan dan lebih memahami kompleksitas perilaku makan manusia.
Apakah Vegetarian Itu Munafik?
Banyak vegan yang mengkritik vegetarian, menganggap mereka munafik karena mengonsumsi produk hewani seperti susu dan telur. Namun, sudut pandang ini terlalu menyederhanakan beragam alasan mengapa orang memilih vegetarian, seperti yang dijelaskan oleh Vegetarian Resource Group. Alasan-alasan ini berkisar dari faktor ekonomi dan masalah kesehatan hingga pertimbangan lingkungan, preferensi rasa, kasih sayang terhadap hewan, dan berbagai prinsip etika. Pada dasarnya, vegetarian adalah individu yang tidak mengonsumsi daging, termasuk ikan dan unggas.
Yang memperumit masalah adalah beberapa orang yang mengaku sebagai vegetarian kadang-kadang makan daging, sehingga menimbulkan tantangan dalam diskusi mengenai istilah tersebut. Ketika para vegetarian, didorong oleh cita-cita moral seperti menghindari bahaya terhadap hewan, mengonsumsi daging, mereka mungkin mengalami konflik antara keyakinan dan tindakan mereka.
Terputusnya sikap dan perilaku seseorang merupakan salah satu bentuk kemunafikan, padahal istilah ini mengandung konotasi negatif. Untuk mengatasi ketidakselarasan ini, individu dapat menerapkan strategi seperti menghindari pemikiran tentang hewan ternak atau memilih produk daging yang sedikit kemiripannya dengan hewan aslinya.
Dalam upaya mengubah kebiasaan konsumen, para pendukung hewan menemukan bahwa menekankan kemunafikan moral mungkin bukan pendekatan yang paling efektif. Survei yang dilakukan pada tahun 2021 oleh Humane League UK mengungkapkan bahwa menyoroti buruknya kesehatan ikan budidaya lebih persuasif dalam mendorong penandatanganan petisi dibandingkan pesan tentang kemunafikan perusahaan di kalangan supermarket. Khususnya, pesan-pesan tentang kemunafikan perusahaan memang diterima oleh para vegan yang anti-perusahaan dalam penelitian ini.
Baca Juga: Terbuat dari Apa Hot Dog?
Jenis Pola Makan Vegetarian
Ada berbagai cara orang memilih makan sebagai vegetarian. Dua jenis yang umum termasuk Vegetarisme Ovo-Lacto dan Pola Makan Vegan. Namun, penting untuk dicatat bahwa preferensi dan pilihan individu dapat menyebabkan variasi dalam setiap jenis.
- Vegetarianisme Ovo-Lacto: Ovo-Lacto Vegetarian tidak makan daging, tetapi mereka memasukkan produk susu dan telur ke dalam makanan mereka. Ini berarti mereka mengonsumsi makanan seperti susu, keju, dan whey. Subkelompok lain dalam kategori ini adalah Lacto-Vegetarian, yang mengonsumsi produk susu namun menghindari daging dan telur.
- Diet Vegan: Para vegan meningkatkan komitmen mereka dengan mengecualikan semua produk hewani dari pola makan dan gaya hidup mereka, sebisa mungkin dan praktis. Pola makan vegan lebih dari sekadar menghindari daging; itu juga menghilangkan telur, madu, susu, dan bahan makanan lainnya yang berasal dari hewan.
Panduan Nutrisi Sederhana untuk Vegetarian
Panduan ini memberikan informasi langsung yang bersumber dari Kesehatan Vegan untuk membantu vegetarian menjaga pola makan seimbang. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi telur atau produk susu, penting untuk memperhatikan nutrisi tertentu untuk memastikan kesehatan yang optimal.
1. Vitamin B12: Penting untuk Vegan: Vegan yang mengecualikan telur dan produk susu dari makanannya harus mempertimbangkan suplemen vitamin B12 dan mengonsumsi makanan yang diperkaya. Vitamin B12 biasanya ditemukan pada daging, telur, dan produk susu, namun tidak umum ditemukan pada makanan nabati. Untungnya, tersedia suplemen B12 yang berasal dari bakteri, bukan produk hewani.
2. Besi: Sumber Tenaga Tumbuhan: Zat besi sangat penting bagi vegetarian, dan berbagai makanan nabati dapat menyediakan nutrisi penting ini. Sertakan makanan seperti sereal Kacang Anggur, sereal Total, molase, lentil, bayam, kacang merah, kacang garbanzo, lobak Swiss, edamame, dan kacang pinto dalam makanan Anda. Tingkatkan penyerapan zat besi dengan memasukkan makanan kaya vitamin C ke dalam makanan dan menghindari suplemen kalsium saat makan.
3. Seng: Pilihan Berbasis Tanaman: Seng, yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan, dapat ditemukan dalam sumber nabati seperti oatmeal, tahu, kacang mete, biji bunga matahari, kacang garbanzo, dan lentil. Meskipun zinc berlimpah dalam pola makan vegan, penyerapannya bisa menjadi tantangan karena adanya fitat dalam makanan nabati.
4. Asam Lemak Omega-3: Penting untuk Vegan: Para vegan dapat memastikan bahwa mereka memenuhi asupan asam lemak esensial omega-3 yang direkomendasikan dengan memasukkan biji chia, biji rami, kenari, kedelai, minyak kedelai, minyak canola, tahu, dan tempe ke dalam makanan mereka. Situs web VeganHealth menyarankan untuk mempertimbangkan asupan melebihi jumlah harian yang disarankan untuk mendukung kesejahteraan secara keseluruhan.
Transisi ke Pola Makan Vegetarian: Langkah dan Dukungan Mudah
Peralihan ke pola makan vegetarian dapat menjadi lebih mudah dengan bantuan program dari organisasi-organisasi di Amerika Serikat dan Eropa. Salah satu sumber tersebut adalah halaman web Take Action dari Sentient Media. Ia menawarkan berbagai alat untuk mendukung orang-orang dalam perjalanan mereka menuju vegetarianisme.
Halaman web Sentient Media memiliki bagian yang disebut Perubahan Pola Makan, yang menyediakan sumber daya bermanfaat. Salah satu sumber daya ini adalah program janji 30 hari. Program ini membantu individu secara bertahap beralih ke pola makan vegetarian dengan memberikan bimbingan dan dukungan selama sebulan.
Selain itu, halaman web tersebut menawarkan petisi yang menganjurkan lebih banyak pilihan nabati di sekolah umum. Upaya ini bertujuan untuk memudahkan individu, khususnya pelajar, dalam mengakses makanan vegetarian dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, halaman web tersebut menyoroti acara dan inisiatif lain yang mempromosikan vegetarianisme. Acara-acara ini dapat memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi lebih lanjut bagi individu yang beralih ke pola makan nabati.
Secara keseluruhan, sumber daya seperti Halaman web Ambil Tindakan dari Sentient Media menawarkan dukungan berharga bagi mereka yang ingin beralih ke pola makan vegetarian. Dengan alat dan program ini, individu dapat melakukan perubahan dengan percaya diri dan mudah.
Baca Juga: Cara Memasak Kacang Merah
Apa yang Harus Anda Ketahui
Dasar-Dasar Diet Vegetarian: Vegetarian mengonsumsi berbagai makanan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Mereka bisa memasak makanan sederhana di rumah atau membeli makanan siap saji di toko atau restoran.
- Sumber Protein untuk Vegetarian: Untuk mendapatkan protein, vegetarian mengonsumsi makanan seperti buncis, buncis, kacang tanah, kacang hitam, dan kedelai.
- Makanan yang Dihindari oleh Vegetarian: Vegetarian tidak mengonsumsi makanan yang mengandung daging atau produk hewani seperti ham, ayam, daging sapi, atau sup yang dibuat dengan kaldu tulang.
- Manfaat Menjadi Vegetarian: Memilih pola makan vegetarian dapat menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kanker. Hal ini juga merupakan salah satu cara untuk mendukung kesejahteraan hewan dengan tidak mengonsumsi produk berbahan hewani. Ditambah lagi, menjadi vegetarian dipandang lebih baik bagi lingkungan dan dapat membantu melawan perubahan iklim.
Tinggalkan Balasan